Mwordnews.Info- Suasana Sekretariat DPD PDI Perjuangan Bali di Renon, tidak seperti biasanya kemarin (21/3). Sepintas suasana di gedung y...
loading...
Mwordnews.Info-Suasana Sekretariat DPD PDI Perjuangan Bali di Renon, tidak seperti biasanya kemarin (21/3). Sepintas suasana di gedung yang didominasi warna merah itu seperti acara syukuran dengan menu utama babi guling.
Acara yang
digagas Wakil Ketua DPD PDIP Nyoman Parta itu dihadiri pakar peternakan Unud
dan awak media sembari menyantap babi guling bersama.
Parta
mengatakan, babi bukanlah penyebab tunggal meningitis. Di samping bakteri, ada
juga virus, jamur, dan parasit.
Ia
menyerukan kepada masyarakat agar jangan lagi takut mengonsumsi babi. Asalkan
babi dimasak benar-benar matang, tentu saja aman bagi tubuh.
“Jadi, salah
besar kalau mengkambinghitamkan babi,” kata Parta bersemangat.
Hasil survei
terakhir pada Februari lalu tercatat ada 71 rumah makan babi guling di Denpasar
dan Badung.
Jadi, kata dia, untuk di Denpasar dan Badung saja 142 ekor babi guling diperlukan setiap hari untuk mensuplai rumah makan di dua wilayah tersebut.
Jadi, kata dia, untuk di Denpasar dan Badung saja 142 ekor babi guling diperlukan setiap hari untuk mensuplai rumah makan di dua wilayah tersebut.
Tiga pakar
dari Unud yang diundang adalah Peneliti Ternak Babi Prof. Komang Budaarsana
(ketua Asosiasi Ilmuan Ternak Babi Indonesia), Wakil Dekan III Fakultas Peternakan
Unud Dr. I. I Nyoman Tirta Aryana (sekjen Asosiasi Ilmuan Ternak Babi
Indonesia), dan dosen Fakultas Peternakan Unud Dr. Ni Luh Putu Sriyani (ketua
Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia).
Sebelum
dilaksanakan makan bersama, para pakar menjelaskan soal bakteri Meningitis
Streptocuccus suis (MSS). Menurut Prof. Komang Buda, bakteri MSS akan mati pada
suhu 56 derajat celcius.
Sedangkan
babi guling dengan berat antara 20-40 kg akan matang pada suhu 110 derajat
celcius selama kurang lebih 2 jam.
Dengan
catatan, peralatan lain yang dipakai dalam proses pembuatan dan penyajian babi
guling juga harus bersih.
“Kalau semua
itu terpenuhi, maka mengonsumsi daging babi sangat aman,” tegasnya.
Namun,
masyarakat diingatkan agar tidak mengonsumsi daging babi yang masih mentah atau
diolah tidak dengan matang. Termasuk jangan memotong babi yang sakit.
Pencegahan MSS bisa dilakukan juga melalui penyemprotan kandang babi dengan desinfektan seminggu sekali. Kandang, tempat pakan dan minum babi harus dipastikan kebersihannya.
Pencegahan MSS bisa dilakukan juga melalui penyemprotan kandang babi dengan desinfektan seminggu sekali. Kandang, tempat pakan dan minum babi harus dipastikan kebersihannya.
Hal senada
disampaikan Dr. Sriyani. Dijelaskan, daging apapun pada dasarnya merupakan
media yang sangat baik untuk bakteri.
Pasalnya,
daging mempunyai kadar air yang tinggi, kaya protein, serta memiliki PH yang
sangat pas untuk bakteri hidup.
Pemeriksaan
ambang batas populasi bakteri patogen pada daging umumnya memang dilaksanakan
di laboratorium. Namun, ada cara mudah yang bisa dilakukan untuk melihat daging
yang layak dikonsumsi.
“Ciri-ciri
daging sehat antara lain berwarna merah segar, tidak busuk, tidak berlendir
atau keluar cairan, kalau ditekan akan kembali ke bentuk semula,” terang
Sriyani. (rb)
loading...